Minggu, 29 November 2009

Menjaga Kesehatan dengan Keseimbangan Cairan

Air adalah sesuatu yang mutlak dibutuhkan untuk menunjang kehidupan. Membayangkan bagaimana jika dua hal tersebut dipisahkan menjadi perkara yang sangat sulit karena faktanya, tubuh manusia hanya dapat bertahan selama satu minggu tanpa air. Dan patut diingat kembali bahwa sekitar 55 hari hingga 75 persen tubuh manusia terdiri dari air.

Bagi seorang manusia, air semata tidak hanya untuk menghilankan rasa haus. Lebih daripada itu, cairan didalam tubuh juga befungsi sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh, menjadi penyedia mineral, elektrolit, serta menjadi tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia.

Tentu, cairan tubuh tersebut tentu bukan hanya air biasa, akan tetapi memiliki karakter khusus yaitu mengandung elektrolit dan bersifat basa (alkaline) denga kandungan antara lain Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalisum(Ca2+), Klor(Cl-) yang dibutuhkan agar organ-organ tubuhnya dapat berfungsi dengan optimal.

Dengan demikian, adalah hal yang sangat masuk akal jika keseimbangan cairan tubuh menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang aktivitas seseorang. Pasalnya, apabila cairan didalam sel berkurang, otomatis tekanan darah berkurang, sehingga kondisi inilah yang membuat tubuh mudah lemas dan awal tanda dehisrasi. Oleh karena itu apabila tubuh kekurangna cairan atau dehidrasi, maka hal ini akan memberikan dampak yang serius dan patut dicermati serta perlu segera ditangani.

Dehidrasi

Dalam suatu berita mencatat bahwa dehidrasi terjadi ketika cairan tubuh menurun 2-6 persen. Hal tersebut disebabkan penurunan asupan air, meningkatnya pengeluaran air dari tubuh (ginjal dan pencernaan), atau pengalihan cairan. Manifestasi klinis dehidrasi palig erat kaitannya dengan penurunan volume intravaskular dan selanjutnya dapat mengakibatkan kegagalan organ dan kematian.

Dehidrasi juga dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak, seperti konsentrasi dan kemampuan berfikir. Secara fisik dapat menurunkan stamina dan produktivitas melalui ganguan sakit kepala, lesu, letih, lemas, kejang, hingga pingsan. Pada jangka panjang dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan terjadi batu ginjal.

Kenali gejalanya

Setiap hari, pada umumnya seorang manusia selalu kehilangan cairan tubuh sekitar 2.500 ml per hari. Agar tidak terjadi dehidrasi, maka mengganti cairan dalam jumlah yang relatif sama menjadi hal yang paling mutlak dilakukan agar keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga.

Keseimbangan cairan juga dapat dimaknai dengan menjaga keseimbangan asupan cairan dengan pengeluaran cairan dari tubuh lewat keringat, urine, feses, pernafasan, serta proses metabolisme. Jadi, semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan dan juga kondisi lingkungan yang memicu dehidrasi, tentu membuat kita amat membutuhkan air sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.

Patut dicatat pula beberapa hal yang menandai tubuh mengalami dehidrasi. Mulai dari tingkat yang ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering; tingkat sedang, seperti kulit yang tidak kenyal; sampai mata cekung, dan ujung jari terasa dingin, disamping gejala umum yang berlaku yaitu pengurangan frekuensi dan volume urine serta perubahan warna air seni menjadi lebih pekat.

0 komentar:

Posting Komentar