Selasa, 20 April 2010

Fenomena Gunung Api di Eropa Utara

Sekarang ini, gempa bumi dan gunung api menjadi suatu fenomena alam yang tidak dapat dijauhkan dan dipisahkan dalam kehidupan kita. Fenomena tersebut menjadi suatu misteri yang paling ditanya-tanyakan bagaimana proses tersebut akan terjadi dan menimbulkan bencana yang dapat merenggut nyawa seseorang. Kekuatan dan daya rusaknya ada dalam daya skala “superhuman”. Letusan sebuah gunung di Eslandia yang akhir-akhir ini menjadi berita yang paling dibicarakan oleh orang banyak khususnya di Negara bagian Eropa. Pada kejadian ini, glister Eyjafjallajokull menngugah kembali mitos dan legenda soal gunung.


Kekuatan yang dikeluarkan oleh gunung apa tersebut adalah “simpanan” energy yang dihimpun selama lebih dari 1.100 tahun. Taheran jika “simpanannya” berupa abu vulkanik yang secara terus-menerus mengeluarkannya yang mengakibatkan semua aktivitas terganngu sampai pada terputusnya jalur penerbangan akibat bencana tersebut. Semua jalur penerbangan terganggu sehingga para penumpang yang akan pergi untuk meninggalkan dan akan menuju Eropa terpaksa harus menunggu sampai kabur asap debu vulkanik tersebut bida dilalui untuk jalur penerbangan. Banyak yang rela menginap di bandara sampai semua penerbangan beroperasi kembali sehingga mereka menunda semua aktivitasnya yang menjadi kegiatannya sehari-hari. Banyak penumpang yang cemas akan hal tersebut karana tidak kunjung menemukan titik terang dalam masalah tersebut.


Gunung api tersebut mengakibatkan kegelapan di langit Eropa Utara sehingga banyak penerbangan banyak yang dibatalkan. Tercatat hanya dua kali gunung itu meletus, terakhir terjadi antara 1821 dan 1823. Bentuk gunung berapi ini memang bias menipu. Bentuknya yang landai membuat orang berpikir tak akan terjadi letusan yang eksplosif. Gunung berapai yang letusannya eksplosif biasanya kandungan magmanya kaya akan oksigen dan silikat. Dan, bentuk gunungnya kerucut. Namun, pada gunung merapi yang bersifat stratovolcano ini terdapat magma bentukan yang unik yaitu magma lama yang bercampur dengan magma baru. Kondisi ini kaya akan oksigen dan silikat juga. Faktor lainnya yaitu lapisan es tebal. Air dari es akan mencair yang kontak dengan magma sehingga dapat memicu letusan yang ekplosif.


Oleh karena itu, keadaan langit di Eropa Utara akan berlangsung lama karena tertutupnya kabut akibat letusan gunung api yang mengakibatkan terganggunya transportasi udara yang menjadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh warga Eropa.

0 komentar:

Posting Komentar